BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioteknologi
adalah terapan biologi yang melibatkan disilin ilmu mikrobiologi, biokimia, genetika, dan biologi monokuler. Definisi bioteknologi secara klasik
atau konvensional adalah teknologi yang memanfaatkan agen hayati atau
bagian-bagiannya untuk menghasilkan barang dan jasa dalam skala industri untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan jika ditinjau secara modern, bioteknologi adalah pemanfaatan agen hayati atau bagian-bagian
yang sudah direkayasa secara in vitro untuk mrenghasilkan barang dan jasa pada
skala industri. Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai bahan mentah
dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau bagian-bagiannya misalnya
bakteri dan kapang. Selain itu bioteknologi juga memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan yang dibiakkan sebagai bahan
dasar sebagai proses industri. Penerapan bioteknologi pada umumnya mencakup
produksi sel atau biomassa dan perubahan atau ransformasi kimia yang
diinginkan. Misalnya saja pada pembuatan
roti dengan melibatkan suatu organisme patogen seperti mikroorganisme.
Salah satu bahan baku roti yang paling
penting adalah ragi atau yeast. Ragi adalah mikroorganisme hidup yang
berkembang biak dengan cara memakan gula. Fungsi utama ragi adalah
mengembangkan adonan. Pengembangan adonan terjadi karena ragi
menghasilkan gas karbondioksida (CO2) selama fermentasi. Gas ini kemudian
terperangkap dalam jaringan gluten yang menyebabkan roti bisa mengembang.
Komponen lain yang terbentuk selama proses fermentasi adalah asam dan alkohol
yang berkontribusi terhadap rasa dan aroma roti, namun alkohol akan menguap
dalam proses pemanggangan roti.
Proses
pengembangan adonan merupakan suatu proses yang terjadi secara sinkron antara
peningkatan volume sebagai akibat bertambahnya gas-gas yang terbentuk sebagai
hasil fermentasi dan protein larut, lemak dan karbohidrat yang juga mengembang
dan membentuk film tipis. Dalam proses ini terlihat dua kelompok daya yaitu
daya poduksi gas dan daya penahan gas. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
daya produksi gas adalah konsentasi ragi roti, gula, malt, makanan ragi dan
susu selama berlangsungnya fermentasi. Berdasarkan uraian diatas maka pada praktikum kali ini yaitu “Pembuatan
Roti Manis” untuk mengetahui cara pembuatan roti manis dengan bantuan
mikroorganisme .
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu bagaimanakah cara
pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme Saccharomyces
cereviciae ?
C.
Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara pembuatan roti manis dengan
bantuan mikroorganisme Saccharomyces cereviciae.
D.
Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum yang ingin dicapai yaitu agar dapat
mengetahui cara
pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme Saccharomyces
cereviciae.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi adalah cabang
ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri,fungi,virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk
hidup (enzim,alkohol) dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi terbagi menjadi dua,
yaitu bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi modern. Bioteknologi
konvensional biasanya menggunakan mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dll,
sedangkan bioteknologi modern biasanya menggunakan teknologi-teknologi yang
dapat membantu kita dalam proses pengkloningan, dan kultur jaringan.
B. Sejarah Roti
Roti adalah salah satu
makanan tertua di dunia. Sejarah roti yang panjang konon berawal dari Mesir dan
Mesopotamia. Roti ditemukan saat mereka mencari cara lain untuk menikmati
gandum. Gandum yang awalnya dikonsumsi langsung ternyata dapat dilumat bersama
air sehingga membentuk pasta. Pasta yang dimasak di atas api kemudian mengeras
dan dapat disimpan beberapa hari.
Teknik paling dasar membuat
roti seperti ini masih digunakan dibeberapa Negara walau perkembangan teknik
dan jenis roti modern semakin beragam. Sebut saja Tortila Mexico, Roti
Canai India, Pitabread di Timur Tengah dan lain-lain. Roti-roti semacam ini
dikenal lebih dengan nama istilah roti datar.
Sementara ragi roti
ditemukan saat orang-orang Mesir menyimpan sedikit adonan dari hari sebelumnya
dan ditambah kanpada adonan yang baru.Kemudian dikembangkan pula jenis gandum
yang baru yang memungkin kan terciptanya jenis roti yang baru.
Dari Mesir inilah bangsa
Yunani mengambil teknologi pembuatan roti. Teknologi yang kemudian menyebar di
seluruh Eropa dan menjadikan roti sebagai makanan yang dianggap penting oleh
masyarakatnya. Di Roma, roti dangan gandum lebih penting ketimbang daging.
Di masa ribuan tahun silam,
manusia hidup mengembara. Untuk kebutuhan makan mereka peroleh dari berburu dan
memakan apa saja yang bias dimakan. Dari bulir gandum yang tadinya dimakan
begitu saja akhirnya mereka tumbuk dan beri air supaya lembek.Adonan itu mereka
jemur sampai kering, lalu kemudian ada juga yang membakar gandum itu di atas
batu yang dipanaskan dengan api.
Sekitar 4.600 tahun yang
lalu, di Mesirada orang lupa mengeringkan adonan tepung.Adonan itu
meragi.Setelah dibakar, rasanya lebih empuk dan lebih enak, Sejakitu, mereka
sengaja meragikan dulu adonan tepung supaya mengembang.
Roti masa itu belum seempuk
dan seenak sekarang. Membuatnya pun menjijikkan. Di mana tepung, air dan adonan
ragi dicampur lalu diinjak-injak oleh para budak.Namun roti tidak lagi dibakar
di api terbuka, tetapi di dalam tungku primitif berbentuk kerucut. Masa itu
para pekerja Mesir bukan di upah dengan uang, tetapi dengan roti.Sampai
sekarang dalam bahasa Inggris pencari nafkah disebut breadwinner yaitu orang
yang berjuang untuk mendapat sekerat roti.Kata ’Roti’ sering dipakai untuk
menggantikan kata ’rezeki’. Sampai sekarang, roti tradisional di Timur Tengah,
India dan Afrika bentuknya masih pipih. Sampai akhirnya roti kemudian menjadi
makanan pokok di berbagai bagian dunia.
Di zaman dahulu warna roti
membedakan ‘kelas’ dalam masyarakat. Semakin gelap warna roti yang dikonsumsi
maka semakin rendah satus sosialnya.Hal ini dikarenakan tepung putih yang
mahal. Tetapi zaman sekarang roti berwarna gelap justru lebih mahal karena
rasanya yang lebih enak dan kandungan gizinya lebih tinggi.
Pembuatan roti terus
berkembang. Kita mengenal berbagai macam bentukdan rasa roti. Di Indonesia kita
biasa makan roti tawar yang empuk, berwarna putih, berbentuk kotak dan kulitnya
tipis. Orang Perancis lebih menyukai roti panjang dan langsing seperti tabung,
kulitnya tebal tetapi di dalamnya empuk.Sementara orang Jerman dan Rusia
menyukai roti dari gandum.
Saat ini roti sudah menjadi
bagian dari kehidupan sehari-hari. Tidak hanya berbetuk datar, kita bias
menikmati roti dalam aneka bentuk, rasa dan ukuran.Tinggal pilih mana saja yang
kita sukai.
C. Bahan Baku Pembuatan Roti
1. Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan hasil olahan dari gandum, jenis
bahan baku yang paling ideal untuk pembuatan roti, tepung terigu yang digunakan
dalam pembuatan roti adalah tepung yang mempunyai kualitas baik, karena tepung
terigu mampu menyerap air dalam jumlah besar, dapat mencapai konsistensi adonan
yang tepat, memiliki elastisitas yang baik untuk menghasilkan roti dengan remah
halus, tekstur lembut, volume besar serta mengandung protein paling tinggi
yaitu berkisar antara 8%-14%. Didalam tepung terigu terdapat senyawa yang
dinamakan gluten.Hal ini yang membedakan tepung terigu dengan tepung tepung
lainnya.
Tepung terigu mengandung dua macam protein yang memegang
peranan penting dalam pembuatan roti, yaitu protein glutenberfungsi menentukan
struktur produk roti dan memberikan kekuatan pada adonan untuk menahan gas dari
aktivitas ragi, dan glutenin memberikan elastisitas dan kekuatan untuk
perenggangan terhadap gluten. Kandungan gizi tepung terigu yang baik akan
mempunyai komposisi kadar air 13%, kadar protein 12-13%, kadar hidrat arang
72-73%, kadar lemak 1,5%, pada saat
bercampur dengan air yang berfungsi sebagai kerangka roti, membuat adonan tidak
mudah pecah pada waktu diroll dan menahan gas CO2 hasil fermentasi. Gas CO2 yang tertahan dalam kerangka
jaringan gluten dapat lolos kembali apabila kerangka gluten yang terbentuk
tidak kuat, akibatnya roti menjadi kempes kembali setelah dioven (Haryono,
1992).
Kualitas tepung terigu dipengaruhi oleh moisture (kadar
air), ash (kadar abu), dan beberapa parameter fisik lainnya, seperti water
absorption, development time, stability, dan lain-lain. Moisture adalah jumlah
kadar air pada tepung terigu yang mempengaruhi kualitas tepung, bila jumlah
moisture melebihi standar maksimum maka memungkinkanterjadinya penurunan daya
simpan tepung terigu karena akan semakincepat rusak, berjamur dan bau apek. Ash
adalah kadar abu yang ada padatepung terigu yang mempengaruhi proses dan hasil
akhir produk antara lain, warna produk (warna crumb pada
roti, warna mie) dan tingkatkestabilan adonan, semakin tinggi kadar Ash semakin
buruk kualitastepung dan sebaliknya semakin rendah kadar Ash semakin baik
kualitastepung, hal ini tidak berhubungan dengan jumlah dan kualitas
protein(Anomim 2, 2007).
2. Margarin
Margarin pada umumnya
dibuat dari minyak nabati. Margarin merupakan emulsi yang terdiri atas lemak
nabati, air dan garam denganperbandingan (80:18:2). Margarin dapat dikonsumsi
tanpa dimasak. Sifat fisik margarin pada
suhu kamar adalah berbentuk padat, berwarna kuning,dan bersifat
plastis.Komposisi gizi margarin adalah sekitar 80 %.Merupakan zat gizi penting untuk menjaga kesehatan
manusia.Selain itu,lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan
dengan karbohidrat dan protein.Sumbangan energi per gram lemak,
protein, dan karbohidrat masing-masing 9, 4, dan 4 kkal.
Margarin merupakan
salah satu sumber energi dengan vitamin A,D, E dan K serta memiliki jumlah
kalori yang lebih sedikit dari pada mentega biasa. Margarin memberi cita
rasa gurih, mengurangi remah roti,mempermudah pemotongan, serta dapat
memperlunak kulit roti, berfungsi untuk memperpanjang daya simpan,
memperkeras tekstur agar tidakmeleleh pada suhu kamar, dan mempertinggi titik
didih untuk memenuhitujuan pengovenan.Ciri-ciri margarin yang menonjol adalah
bersifat plastis, padat pada suhu ruang, agak keras pada suhu rendah,
teksturnya mudah dioleskan, serta segera dapat mencair di dalam mulut.
3. Air
Air merupakan
komponen penting dalam bahan baku pembuatan rotibakery, karena air dapat
mempengaruhi penampilan, tekstur, serta cita rasamakanan, kandungan air dalam
bahan makanan roti ikut menentukan acceptability, kesegaran, dan daya
tahan bahan, kandungan air pada produk roti di tentukan pada saat
penggolahan dimulai penggadonan, airsangat menentukan pada pengolahan makanan
roti, tanpa air pengolahanmakanan tidak dapat berlangsung, air juga di gunakan
sebagai ingredient makanan olahan.
Air pada proses
penggolahan juga dapat berfungsi sebagaipenghantar panas dan pelarut dan
sebagai media reaksi antara gluten dengan karbohidrat, air yang digunakan
sebaiknya memiliki pH antara 6-9,makin tinggi pH maka roti yang dihasilkan
tidak mudah hancur karena absorbsi air meningkat dengan
meningkatnya pH, selain pH air yang digunakan harus air yang memenuhi
persyaratan air minum, diantaranya tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa.
Jumlah air yang
ditambahkan pada umumnya sekitar 26-38% daricampuran bahan yang akan digunakan,
jika lebih dari 38% adonan akanmenjadi sangat lengket dan jika kurang dari 28%
adonan akan menjadi rapuh sehingga sulit dicetak.
Kadar air merupakan
salah satu karakteristik yang sangat pentingpada bahan pangan, karena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan. Kadar
air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet
bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya
bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi
perubahan pada bahan pangan.
D. Bahan Tambahan Pembuatan
Roti
1.
Ragi
Ragi roti adalah bahan
penggembang pada adonan yaitu sebagaibahan tambahan pangan yang digunakan dalam
pembuatan roti dan kue,menambah volume pada adonan, dan pada saat adonan
dipanggang dapatlebih menggembang, jika bahan penggembang dicampurkan kedalam
adonan maka akan terbentuk gas karbon dioksida, gas inilah yang kemudian
terperangkap didalam gluten (komponen protein yang ada dalamtepung terigu)
sehingga adonan menjadi menggembang karena gas yangdihasilkan semakin lama akan
semakin banyak.
2.
Telur
Telur adalah suatu
bahan makanan sumber protein hewani yangbernilai gizi tinggi.untuk dunia
kuliner, telur berfungsi sebagai pengembang adonan, membentuk warna,
perbaikan rasa, menambah nilaigizi, sebagai pelembut atau pengempuk, sebagai
penambah aroma dan zatgizi. Jika telur tidak digunakan dalam adonan maka adonan
harus ditambahkan cairan walaupun hasilnya kurang lunak. Roti
yang lunak dapat diperoleh dengan penggunaan kuning telur yang lebih
banyak. Kuning telur banyak mengandung lesitin (emulsifier).
Bentuknya padat,tetapi kadar air sekitar 50%. Sementara putih telur, kadar air
86%. Putih telur mempunyai sifat creaming yang lebih baik dibandingkan
kuning telur.
Telur adalah suatu
bahan makanan sumber zat protein hewani yangbernilai gizi tinggi.Fungsi telur
dalam penyelenggaraan gizi adalahsebagai pengental, perekat atau pengikat.
Nilai Gizi yang
terkandung dari kuning telur dan putih telur berbeda,kuning telur memiliki
kadar protein 16% dan kadar lemak 31%,sedangkan putih telur memiliki kadar
protein 13 %. Oleh karena itu bagiantelur yang mempunyai nilai gizi paling
tinggi sebagai bahan makanan yaitu kuning telur. Pada
bagian kuning telur terdapat asam aminoessensial yang sering disebut
triptofane. Garam yang banyak terdapat didalam kuning telur adalah garam ferum
dan fosfor, akan tetapi garamtersebut sedikit mengandung kalsium, vitamin yang
banyak terdapat dalam telur adalah vitamin B, komplek dalam
jumlah cukup.
Salah satu tolak ukur
dalam menentukan mutu telur adalah berdasarkan berat, ukuran telur ada
yang besar, sedang dan kecil, mutu telur dapat dinilai dari kondisi dan
kebersihan kulit, besar kantong udara,kekompakan putih telur, letak dan bentuk
kuning telur, telur yang baru dikeluarkan oleh induk ayam merupakan
telur yang segar, telur yang masih baru, kuning telurnya masih
rapat, terletak di tengah-tengah putih telur yang tebal, dilihat dari segi
nutrisi telur baru dan telur lama tidak ada perbedaan, kecuali
rasa dan penampilanya tidak menarik, telur yang berumur lebih dari
dua minggu hanya baik untuk membuat kue.
3.
Gula
Gula adalah
karbohidrat murni yang tidak tersusun atas nutrient lainnya seperti, lemak,
protein, vitamin, dan mineral karena gula itu karbohidrat yang
murni maka gula disebut sebagai kalori kosong. Gulapasir merupakan hasil dari
batang tebu yang digiling dan diperas kemudian cairannya yang manis
diolah menjadi gula, gula pasir atau sukrosa adalah disakarida yang
tersusun dari satu gugus glukosa dan satu gugus fruktosa.
Fungsi gula sebagai
makanan ragi, memberi rasa, mengatur fermentasi, memperpanjang umur roti
(shelf life), menambah kandungangizi, membuat tekstur roti menjadi lebih empuk,
memberi daya pembasahan pada roti dan memberi warna
cokelat yang menarik pada kulit karena proses maillard atau
karamelisasi.
Gula ditambahkan pada
jenis roti tertentu untuk melengkapi karbohidrat yang ada untuk fermentasi
dan untuk memberikan rasa yang lebih manis. Tapi gula lebih banyak
dipakai untuk pembuatan kue dan biskuit dimana selain rasa manis gula
juga mempengaruhi tekstur. Jumlah gula yang tinngi membuat remah kue
lebih lunak dan lebih basah, dan pada biskuit juga melunakkan.
Mutu kualitas dari
sisi kebersihan produk yaitu warna kuning lebihdisukai, karena rasa lebih manis,
terlihat lebih asli, tidak banyak terpaparbahan kimia, lebih hemat, sebagian
tidak terlalu membedakan warna, yangmenyukai gula berwarna putih, alasan hanya
estetika, terlihat lebih bersih lebih pantas disajikan. Ukuran kristal
lebih besar, kualitas lebih bagus, penyuka gula putih, kristal lebih halus.
4.
Susu
Tujuan pemakaian susu
dalam pembuatan produk bakery yaitu untukmemperbaiki gizi karena susu
mengandung protein (kasein), gula laktosadan kalsium, memberikan pengaruh
terhadap warna kulit (terjadi pencoklatan protein dan gula),
digunakan untuk mengoles permukaan roti, memperkuat gluten
karena kandungan kalsium, menghasilkan kulit yang enak dan crispy serta
bau aromatic smell.
Jenis susu yang
banyak digunakan dalam proses bakery adalah susu bubuk, full krim dan
skrim. Susu bubuk full krim mengandung lemak yang tinggi sehingga
memberikan kelembutan dan aroma yang menyenangkan.Susu skim banyak mengandung
protein kasein yang cenderung meningkatkan penyerapan dan daya
menahan air, sehingga mengeraskan adonan dan memperlambat proses
fermentasi adonan roti. Keuntungan susu skim adalah kandungan air dan
kandungan lemaknya rendah sehinggadapat disimpan lebih lama dan tidak cepat
tengik. Kada air susu skimadalah 2,5% dan kandungan lemaknya 1,1%.
Susu yang digunakan
untuk pembuatan roti pada umumnya dalambentuk bubuk (powder). Hal ini
disebabkan alasan kemudahanpenyimpanan dan mempunyai umur simpan yang lebih
panjang dari padasusu segar. Sebaiknya penyimpanan susu bubuk senantiasa dijaga
agartetap kering, hal ini dilakukan karena susu bubuk bersifat sangat
rentanterhadap kerusakan dari lingkungan terutama air.
E. Fermentasi
Fermentasi
merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang
dikehendaki.Mikrobia yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri,
khamir dan kapang. Contoh bakteri yang digunakan dalam fermentasi adalah Acetobacter
xylinum pada pembuatan nata decoco, Acetobacter aceti pada
pembuatan asam asetat. Contoh khamir dalam fermentasi adalah Saccharomyces
cerevisiae dalam pembuatan alkohol sedang contoh kapang adalah Rhizopus sp
pada pembuatan tempe, Monascus purpureus pada pembuatan angkak
dan sebagainya. Fermentasi dapat dilakukan menggunakan kultur murni ataupun
alami serta dengan kultur tunggal ataupun kultur campuran.
Fermentasi menggunakan kultur alami umumnya
dilakukan pada proses fermentasi tradisional yang memanfaatkan mikroorganisme
yang ada di lingkungan. Salah satu contoh produk pangan yang dihasilkan dengan
fermentasi alami adalah gatot dan growol yang dibuat dari singkong. Tape
merupakan produk fermentasi tradisional yang diinokulasi dengan kultur campuran
dengan jumlah dan jenis yang tidak diketahui sehingga hasilnya sering tidak
stabil. Ragi tape yang bagus harus dikembangkan dari kultur murni.
Kultur murni adalah mikroorganisme yang akan
digunakan dalam fermentasi dengan sifat dan karaktersitik yang diketahui dengan
pasti sehingga produk yang dihasilkan memiliki stabilitas kualitas yang jelas.
Dalam proses fermentasi kultur murni dapat digunakan secara tunggal ataupun
secara campuran. Contoh penggunaan kultur murni tunggal pada fermentasi
kecap, yang menggunakan Aspergillus oryzae pada saat
fermentasi kapang dan saat fermentasi garam digunakan bakteri Pediococcus sp
dan khamir Saccharomyces rouxii.
Fermentasi pada pengolahan roti
Dalam
industri roti menggunakan enzim amilase dan protease untuk mempercepat proses
fermentasi, meningkatkan volume adonan, memperbaiki kelunakan dan tekstur.
Enzim bersumber dari jamur dan bakteri.
Proses fermentasi pada pengolahan roti sudah
dilakukan sejak lama. Tahapan ini dilakukan untuk menghasilkan potongan roti
(loaves) dengan bagian yang porus dan tekstur roti yang lebih lembut. Metode
ini didasarkan pada terbentuknya gas akibat proses fermentasi yang menghasilkan
konsistensi adonan yang frothy (porus seperti busa). Pembentukan gas pada
proses fermentasi sangat penting karena gas yang dihasilkan akan membentuk
struktur seperti busa, sehingga aliran panas ke dalam adonan dapat berlangsung
cepat pada saat baking. Panas yang masuk ke dalam adonan akan menyebabkan gas
dan uap air terdesak ke luar dari adonan, sementara terjadi proses gelatinisasi
pati sehingga terbentuk struktur frothy.
Fermentasi adonan didasarkan pada
aktivitas-aktivitas metobolis dari khamir dan bakteri asam laktat. Aktivitas
mikroorganisme ini pada kondisi anaerob akan menghasilkan metabolit fungsional
yang penting pada pembentukkan adonan. Dengan mengendalikan parameter proses
fermentasi dan metode preparasi adonan dapat dimungkinkan mempengaruhi
aktivitas mikroorganisme dan enzim untuk menghasilkan adonan roti yang
dikehendaki seperti volume, konsistensi, dan pembentukkan.
Fermentasi
Adonan
Berbagai
metode fermentasi adonan berkembang untuk memperoleh hasil sesuai dengan karakteristik berbagai jenis produk roti. Walaupun berbagai metode
dikembangkan, namun secara umum terjadi kecenderungan untuk menyederhanakan, memperpendek dan automatisasi proses fermentasi. Proses
biologis yang kompleks selama fermentasi perlu dikendalikan
untuk menghasilkan adonan sesuai dengan yang diinginkan. Untuk itu,
pengendalian haruslah dilakukan selama periode fermentasi. Semua faktor seperti suhu, mutu dan jumlah sel,
serta lajupertumbuhan harus terkendali, sehingga terbentuk gas di dalam adonan.
Adonan
yang frothy dapat dihasilkan dengan terbentuknya atau terdispersinya gelembung-gelembung
gas di dalam adonan. Gas yang dibutuhkan untuk terbentuknya adonandapat
dihasilkan melalui proses biologis, kimia, maupun fisik. Gas yang dihasilkan terdispersi
kedalam adonan dalam bentuk gelembung untuk menghasilkan pori yang halus
seperti gabus. Gas yang terbentuk merupakan gas CO2.
Kehalusan pori yang
terbentuk selama proses pengadonantergantung
pada karakteristik tepung yang digunakan seperti viskoelastisitas
dari gluten dan daya ikat air (water-binding capacity) pentosan. Pori yang
halus bisa juga terbentuk oleh karena udara masuk kedalam adonan dan
terdispersi dalam bentuk gelembung yang halus ketika tepung dan
air dicampur dan diulen. Gelembung udara yang terperangkap berperan
sebagai inti yang menyerapgas CO2yang terbentuk akan membuat adonan
mengembang membentuk struktur spon.Pengembangan adonan dapat melebihi 1:6
karena gas CO2terbentuk selama fermentasi.Pembentukan gas selama
fermentasi diikuti oleh reaksi-reaksi fermentatif lainnya sepertiterbentuknya
metabolit-metabolit intermediet yang berpengaruh pada konsistensi adonan
danterbentuknya senyawa-senyawa volatil yang merupakan prekursor aroma.
Gas yang terdispersi dan terperangkap di dalam
adonan dalam bentuk gelembungdibutuhkan untuk pembentukan pori. Terbentuknya
dinding pori yang elastis (extensible)tergantung pada kandungan protein yang
spesifik yang dapat membentuk film yang elastis.Karakteristik semacam ini
diperlihatkan oleh gluten (gliadin dan glutenin) yang merupakan jenisprotein
yang terkandung di dalam tepung gandum. Ketika tepung gandum dicampur dengan
air,gluten akan membentuk massa viskoelastis yang mengikat semua bahan adonan
terutama patimenjadi suatu jaringan. Lapisan film yang terbentuk bersifat
impermiabel terhadap gas, sehinggadapat memerangkap gas dan membentuk pori.
Selanjutnya pada saat proses pemanggangan(baking) terjadi gelatinisasi pati dan
koagulasi gluten yang dapat membentuk crumb dan tekstur yang lembut.
Lama penyiapan dan fermentasi adonan sangat
bervariasi yang harus dapat dikendalikan dengan baik.
Penggunaan proporsi khamir yang tinggi akan menyebabkan pembentukan gasyang
cepat. Hal ini dapat menyulitkan dalam pengaturan waktu fermentasi dan
penyiapan adonan.Untuk itu, penjadwalan yang ketat dibutuhkan
saat penyiapan adonan karenapengembangan volume adonan terjadi dengan cepat.
Pengakhiran proses fermentasi sangat
mempengaruhi volume dan bentuk akhir
produk bakery.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu : Minggu, 8 Februari 2015
Tempat : Kp. Jayanti
B.
Alat dan Bahan
Bahan : Alat :
-
Tepung terigu
1 kg. -
Timbangan.
-
Fermipan /
ragi roti 2 bungkus. -
Wadah.
-
Gula pasir ¼
kg. -
Sendok.
-
Susu bubuk 2
bungkus. -
Kompor.
-
Telur ¼ kg. -
Oven.
-
Mentega. -
-
Sukade
-
Selai.
-
Meses
C.
Cara Pembuatan
1.
Panaskan air tapi jangan terlalu mendidih.
2.
Masukan fermipan lalu kocok hingga berbusa, lalu
diamkan selama 8 menit.
3.
Untuk membuat adonan rotinya, campurkan mentega,
gula, dan terigu.
4.
Tambahkan telur yang sudah dikocok, sambil diaduk
perlahan.
5.
Tambahkan air kocokan fermipan sedikit demi
sedikit sambil terus diaduk.
6.
Adonan terus diaduk hingga menjadi kalis.
7.
Setelah adonan kalis, lalu diamkan selama 2 jam
agar adonan mengembang.
8.
Apabila
adonan sudah mengembang, lalu bentuk menjadi bulat – bulat, setelah itu tunggu
selama 30 menit.
9.
Setelah itu
dapat dibentuk sesuka hati, lalu di oven.
10.
Tunggu beberapa
menit, roti manis pun siap untuk disajikan.
BAB IV
DATA PENGAMATAN & ANALISIS DATA
A.
Data Pengamatan
Setelah melakukan percobaan membuat roti, ternyata
roti yang dihasilkan memiliki warna yang cukup bagus yaitu kuning kecoklatan
dan memiliki tekstur yang kurang mengembang dan agak keras bila dimakan.
B.
Analisis Data
Mengapa roti yang dihasilkan memiliki tekstur yang
kurang mengembang dan agak keras ?
Penyebab
roti kurang mengembang dan keras :
1.
Adonan kurang kalis.
Untuk membuat roti maka adonan harus kalis agar roti bisa
mengembang dengan sempurna. Tanda-tanda adonan telah kalis adalah :
·
Adonan tidak lengket lagi di tangan atau di tempat untuk
mengadon.
·
Jika diambil dan direntangkan, adonan tidak robek dan
berbentuk lembaran tipis yang elastis (seperti kulit martabak telur).
2.
Waktu fermentasi kurang.
Roti yang dioven sebelum waktunya akan menghasilkan
produk yang keras. Fermentasi roti dibantu oleh mikroorganisme yang bernama
Saccharomyces cerevisiae
yang terdapat dalam ragi roti. Udara (oksigen) yang masuk ke dalam adonan pada
saat pencampuran dan pengulenan (kneading) akan dimanfaatkan untuk tumbuh oleh
khamir. Akibatnya akan terjadi kondisi yang anaerob dan terjadi proses
fermentasi. Gas CO2 yang dihasilkan selama proses fermentasi
akan terperangkap di dalam lapisan film gluten yang impermiabel. Gas akan
mendesak lapisan yang elastis dan extensible yang selanjutnya menyebabkan
pengembangan (penambahan volume) adonan.
3.
Temperatur oven rendah.
Pastikan oven standar yang akan dipakai telah mencapai
temperatur yang sesuai sebelum roti dimasukkan. Jika temperatur oven lebih
rendah dari yang semestinya maka waktu pembakaran akan menjadi lebih lama
sehingga hasilnya akan keras. Karenanya juga lain roti lain suhu.
Untuk pengaturan suhu adalah sebagai berikut:
· Roti tawar : Suhu 200° C s/d 210° C dengan waktu
pembakaran 20 s/d 35 menit.
· Roti manis : Suhu 180° C s/d 200° C dengan waktu pembakaran 11 s/d 15 menit.
· Roti manis : Suhu 180° C s/d 200° C dengan waktu pembakaran 11 s/d 15 menit.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa roti adalah produk makanan yang terbuat dari fermentasi
tepung terigu dengan ragi atau bahan pengembang lain. Fermentasi merupakan kegiatan mikrobia
pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki dan mikrobia yang
umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir serta kapang, sedangkan khamir jenis Saccharomyces
cereviceae merupakan jenis khamir yang paling umum digunakan pada pembuatan
roti.
B.
Saran
Untuk percobaan selanjutnya perlu
diperhatikan dalam pembuatan adonan, fermentasi, dan suhu oven agar tidak
terjadi roti yang kurang mengembang.
bermanfaat banget sis , tengkyu 😘
BalasHapusmau jualan roti yeee???
BalasHapusAku mau buka usaha sis wkwkwk
BalasHapus